Gambar dua pemimpin mengalami protes rakyat anti pemerintahan
Pergolakan yang
terjadi di Negara mesir protes antipemerintah yang memasuki hari ketujuh pada
hari ini (Senin, 31/1/2011) sudah menimbulkan berbagai spekulasi. Kondisi pemerintah
diambang kehancuran di bawah kuasa diktator Hosni Mubarak yang sudah memimpin
selama 30 tahun hanya menunggu beberapa saat lagi. Media-media dunia selalu
meng ubdate berita di Mesir walaupun pihak pemerintah menutup jaringan
Internet dan juga telefon agar berita tidak tersebar dan juga untuk menutup
berita sebenar serta mengurangi komunikasi antara rakyat Mesir dalam anarkis. Negara
Islam yang kaya dengan budaya dan peradabannya ini, menjadi titik utama atas
keamanan di Timut Tengah. Karena, sifat bacul Hosni Mubarak seolah-olah ‘’Musang
Berbulu Domba’’ (dalam istilah kiasan bahasa Indonesia yang artinya
munafik) mempunyai hubungan khusus dengan Negara tetangganya Israel dan juga
Barat. Yang menjadi salah satu punca kemarahan rakyat mesir.
Mesir menjadi satu2nya
sekutu kuat Barat dan Israel yang tertinggal selepas Turki memutuskan hubungan diplomatik
di atas sebab serangan kepada Kapalnya Mavi Marmara dalam misi penghantaran
bantuan ke Gaza/Palestina oleh tentara zionis. Jadi harapan Israel dan Barat
hanyalah satu2nya bahwa Hosni Mubarak harus tetap menjadi Perdana Menteri supaya
hubungan tetap terjalin dalam membantu misi mereka. Apakan tidak, masa penghantaran
bantuan ke Gaza melalui sempadan/batasan Rafah di Mesir disekat oleh pimpinan
Hosni di atas arahan Israel dengan alasan terbukanya pintu tersebut dapat
membantu gerakan Hamas di Palestina sehingga mengancam Israel.
Pak turut Hosni
Mubarak kepada Israel dan Barat selama ini, membuat seluruh masyarakat Mesir
menjadi marah dan memberontak serta menuntutnya agar turun bukan dengan janji2
kosong yang tak terbukti. Yang kononnya akan mengubah sistem pemerintahannya
dengan demokratis padahal survey membuktikan janji Hosni hanyalah ‘’Manisan
Lidah Sahaja’’.
Kemarahan rakyat
Mesir dipicu di atas rakyat Tunisia yang berjaya menggulingkan diktator Zine
al-Abidine Ben Ali karena mengalami kasus/kes yang sama yaitu ketidak adilan
dalam memerintah. Kondisi seperti ini persis/sama dengan kancah politik di
Indonesia yang masih segar dalam ingatan kita ketika Soeharto diturunkan oleh
mayoritas mahasiswa yang terdiri dari persatuan-persatuan Mahasiswa Islam di
Indonesia seperti KAMMI, PMII dan HMI karena korupsi dan inflasi tertinggi pada
tahun 1998. Akhirnya sejarah Indonesia berulang kembali di Mesir.
Adapun persepsi dan
doktrin-doktrin berpendapat, revolusi yang berlaku di Mesir sekarang ini adalah
dalang propaganda Barat dan juga Israel untuk perluasan kekuasannya disebalik
perubahan Negara Mesir mejadi demokratis sehingga terbuka untuk bebas bersuara.
Bukti menyatakan demokratis ini berasal dari Barat walaupun Islam menerima kebaikan2
yang ada. Namun kita jangan tertipu, dalam menghancurkan sesebuah Negara biasanya
Barat dan kuncu2nya akan mengatas namakan demokrasi. Semua Negara yang
bersistem demokrasi ini amat terikat dengan Barat. Sehingga Barat bebas
bersuara dan ikut campur dalaman Negara yang dibawah pengaruh demokrasi.
Prediksi mesir apabila
jatuhnya Hosni Mubarak akan berakibat fatal dan terutama menguntungkan pihak
Israel. Menurut Syeh al-Azhar DR. Ahmed Al-Tayeb, Mesir akan terpecah belah
menjadi tiga bagian, pertama wilayah yang dipelopori Islam, kedua dipelopori
oleh Kristian dan yang ketiga oleh Nubia. Dan wilayah kedua yaitu kristian akan
bergabung dengan Israel untuk menjamin keselamatannya di tengah2 tanah Arab
ini. Secara tidak lansung ini membuktikan keuntungan cukup2 bagi pihak Israel
karena kawasannya dapat diperluaskan setelah pencerobohan di Palestina. Jadi keuntungan
Yahudi/Israel menjadi dua disini, turun ataupun tidak Hosni Mubarak tetap berpihak
kepadanya.
Walaupun ada juga
mengatakan, bila runtuhnya pemerintahan Hosni maka sekatan bantuan ke palestina
akan terbuka luas sehingga dapat membantu kehidupan rakyat Palestina yang sudah
lama konflik. Dikarenakan parti Islam yang kuat memerintah Mesir sekarang adalah
parti Islam Ikhwanul Muslimin yang menjadi faktor utama ketakutan Barat dan
Israel. Ianya dapat sepenuhnya membantu gerakan Hamas untuk melawan Israel dan
juga terbuka jalan gerakan2 Islam lain di dunia saling membantu untuk
menghantam Israel dari berbagai penjuru. Tapi ini baru opini dari
doktrin-doktrin/berupa pendapat, makanya kita harus berhati-hati disebalik
konflik yang berlaku di Mesir ini. Terbukti mula2 AS sangat menyokong Hosni
Mubarak tetap memerintah akan tetapi tiba2 Washinton tutup mulut malah
mengklaim Hosni sudah berakhir. Ini menunjukkan AS di bawah pimpinan Barrack
Obama munafik, mempergunakan Hosni ketika perlu dan menusuk duri di belakang di
saat terpuruk.
Gejolak di Mesir
sekarang ini mengulang kembali sejarah diktator Soeharto di Indonesia ketika
dulu dan akhirnya tumbang dibawah desakan gerakan berpadu seluruh mahasiswa
Indonesia. Sehingga akhirnya terbukti ianya menjadikan Indonesia sebagai Negara
yang sangat demokrasi di dunia. Adakah demokrasi yang terjadi di Indonesia
sehingga semua bebas dan mengancam keamanan Negara akan kembali berlaku di
Mesir selaku bumi ambiyak…marilah kita berdoa sama-sama semoga Allah membantu
perjuangan Islam ini dan menghapus anasir2 yang dapat menguntungkan pihak musuh
Islam.