AHLAN WASAHLAN....


Selasa, 01 Februari 2011

Sejarah Indonesia ’98 beralih ke Mesir

 Gambar dua pemimpin mengalami protes rakyat anti pemerintahan
Pergolakan yang terjadi di Negara mesir protes antipemerintah yang memasuki hari ketujuh pada hari ini (Senin, 31/1/2011) sudah menimbulkan berbagai spekulasi. Kondisi pemerintah diambang kehancuran di bawah kuasa diktator Hosni Mubarak yang sudah memimpin selama 30 tahun hanya menunggu beberapa saat lagi. Media-media dunia selalu meng ubdate berita di Mesir walaupun pihak pemerintah menutup jaringan Internet dan juga telefon agar berita tidak tersebar dan juga untuk menutup berita sebenar serta mengurangi komunikasi antara rakyat Mesir dalam anarkis. Negara Islam yang kaya dengan budaya dan peradabannya ini, menjadi titik utama atas keamanan di Timut Tengah. Karena, sifat bacul Hosni Mubarak seolah-olah ‘’Musang Berbulu Domba’’ (dalam istilah kiasan bahasa Indonesia yang artinya munafik) mempunyai hubungan khusus dengan Negara tetangganya Israel dan juga Barat. Yang menjadi salah satu punca kemarahan rakyat mesir.

Mesir menjadi satu2nya sekutu kuat Barat dan Israel yang tertinggal selepas Turki memutuskan hubungan diplomatik di atas sebab serangan kepada Kapalnya Mavi Marmara dalam misi penghantaran bantuan ke Gaza/Palestina oleh tentara zionis. Jadi harapan Israel dan Barat hanyalah satu2nya bahwa Hosni Mubarak harus tetap menjadi Perdana Menteri supaya hubungan tetap terjalin dalam membantu misi mereka. Apakan tidak, masa penghantaran bantuan ke Gaza melalui sempadan/batasan Rafah di Mesir disekat oleh pimpinan Hosni di atas arahan Israel dengan alasan terbukanya pintu tersebut dapat membantu gerakan Hamas di Palestina sehingga mengancam Israel. 

Pak turut Hosni Mubarak kepada Israel dan Barat selama ini, membuat seluruh masyarakat Mesir menjadi marah dan memberontak serta menuntutnya agar turun bukan dengan janji2 kosong yang tak terbukti. Yang kononnya akan mengubah sistem pemerintahannya dengan demokratis padahal survey membuktikan janji Hosni hanyalah ‘’Manisan Lidah Sahaja’’

Kemarahan rakyat Mesir dipicu di atas rakyat Tunisia yang berjaya menggulingkan diktator Zine al-Abidine Ben Ali karena mengalami kasus/kes yang sama yaitu ketidak adilan dalam memerintah. Kondisi seperti ini persis/sama dengan kancah politik di Indonesia yang masih segar dalam ingatan kita ketika Soeharto diturunkan oleh mayoritas mahasiswa yang terdiri dari persatuan-persatuan Mahasiswa Islam di Indonesia seperti KAMMI, PMII dan HMI karena korupsi dan inflasi tertinggi pada tahun 1998. Akhirnya sejarah Indonesia berulang kembali di Mesir.

Adapun persepsi dan doktrin-doktrin berpendapat, revolusi yang berlaku di Mesir sekarang ini adalah dalang propaganda Barat dan juga Israel untuk perluasan kekuasannya disebalik perubahan Negara Mesir mejadi demokratis sehingga terbuka untuk bebas bersuara. Bukti menyatakan demokratis ini berasal dari Barat walaupun Islam menerima kebaikan2 yang ada. Namun kita jangan tertipu, dalam menghancurkan sesebuah Negara biasanya Barat dan kuncu2nya akan mengatas namakan demokrasi. Semua Negara yang bersistem demokrasi ini amat terikat dengan Barat. Sehingga Barat bebas bersuara dan ikut campur dalaman Negara yang dibawah pengaruh demokrasi. 

Prediksi mesir apabila jatuhnya Hosni Mubarak akan berakibat fatal dan terutama menguntungkan pihak Israel. Menurut Syeh al-Azhar DR. Ahmed Al-Tayeb, Mesir akan terpecah belah menjadi tiga bagian, pertama wilayah yang dipelopori Islam, kedua dipelopori oleh Kristian dan yang ketiga oleh Nubia. Dan wilayah kedua yaitu kristian akan bergabung dengan Israel untuk menjamin keselamatannya di tengah2 tanah Arab ini. Secara tidak lansung ini membuktikan keuntungan cukup2 bagi pihak Israel karena kawasannya dapat diperluaskan setelah pencerobohan di Palestina. Jadi keuntungan Yahudi/Israel menjadi dua disini, turun ataupun tidak Hosni Mubarak tetap berpihak kepadanya. 

Walaupun ada juga mengatakan, bila runtuhnya pemerintahan Hosni maka sekatan bantuan ke palestina akan terbuka luas sehingga dapat membantu kehidupan rakyat Palestina yang sudah lama konflik. Dikarenakan parti Islam yang kuat memerintah Mesir sekarang adalah parti Islam Ikhwanul Muslimin yang menjadi faktor utama ketakutan Barat dan Israel. Ianya dapat sepenuhnya membantu gerakan Hamas untuk melawan Israel dan juga terbuka jalan gerakan2 Islam lain di dunia saling membantu untuk menghantam Israel dari berbagai penjuru. Tapi ini baru opini dari doktrin-doktrin/berupa pendapat, makanya kita harus berhati-hati disebalik konflik yang berlaku di Mesir ini. Terbukti mula2 AS sangat menyokong Hosni Mubarak tetap memerintah akan tetapi tiba2 Washinton tutup mulut malah mengklaim Hosni sudah berakhir. Ini menunjukkan AS di bawah pimpinan Barrack Obama munafik, mempergunakan Hosni ketika perlu dan menusuk duri di belakang di saat terpuruk.

Gejolak di Mesir sekarang ini mengulang kembali sejarah diktator Soeharto di Indonesia ketika dulu dan akhirnya tumbang dibawah desakan gerakan berpadu seluruh mahasiswa Indonesia. Sehingga akhirnya terbukti ianya menjadikan Indonesia sebagai Negara yang sangat demokrasi di dunia. Adakah demokrasi yang terjadi di Indonesia sehingga semua bebas dan mengancam keamanan Negara akan kembali berlaku di Mesir selaku bumi ambiyak…marilah kita berdoa sama-sama semoga Allah membantu perjuangan Islam ini dan menghapus anasir2 yang dapat menguntungkan pihak musuh Islam.

Sabtu, 29 Januari 2011

Tanah Java; Pukau Pengunjung

Hampir mencecah sebulan setengah, saya tidak aktif dalam blog,,heehhehhe…biasa dong, Karena kemarin menghadapi ujian semester ganjil (harap2 dapat nilai yang memuaskan)…
Sejak pulang dari tanah Java, lahirlah idea kembali untuk menulis dalam berbagi pengalaman yang dirasakan dalam perjalanan yang memakan waktu lebih kurang satu minggu. Di Jakarta 1 hari dan di Bandung 6 hari+malam.
Apa yang saya ingin kongsikan pada kali ini, adalah bagaimana suasana di sekitar pasar Tanah Abang yang terkenal dengan barang tekstilnya…
 Gambar Pasar Tanah Abang Blok A yang diambil di atas jejantas
Pemberangkatan

Pada tanggal 18 Januari malam, pukul 9 lebih saya berangkat ke Jakarta naik travel yang di sewa Rp170.000/org. Tujuan pada perancangan awal ke Tanah Abang (Jakarta Barat), guna untuk melihat sendiri dengan dekat bagaimana tata cara perniagaan yang bisa mencecah milyaran rupiah per hari. Dan juga untuk menjejak kaki ke Ibu Kota tercinta yang sudah sekian lama baru saja tercapai. Sudah lama keinginan ke DKI (Daerah Khusus Ibukota), akan tetapi masa dan luang masih saja terhambat serta faktor utama adalah duit. Kesempatan ini, saya ambil karena lampung (tempat pembelajaran degree saya) adalah sangat dekat. Menjadi faktor tertarik minat untuk mencapai keinginan yang terpendam.

Dari asrama IAIN Raden Intan ke Bakauheni, menempuh masa dalam 2 jam lebih. Terus naik kapal ferry, yang merupakan jalur satu2nya untuk menuju Jakarta. Saya terfikir sejenak, kenapa jalur untuk menuju Jakarta harus melalui laut untuk melintas dari Sumatera ke Jawa. Adakah tidak ada jalur darat? Seperti di negara2 luar yang masih membangun aja sudah pakai jembatan untuk melintas pulau guna transaksi dan pemasokan barang keseluruh pelosok Negara. Kenapa ya tidak terfikir untuk melakukan demikian sebagai contoh jalur yang sehat…padahal lintas yang paling banyak dilalui adalah Sumatera-Jawa, bukan Madura-Jawa yang pun sudah dibangun jembatan sekian lama. (ngak logik)…

Pelayaran ferry/kapal menempuh 2 jam lebih sampai ke pelabuhan Merak. Sampailah jam 4 pagi (subuh menjelang/sempat juga solat subuh di kapal). Perjalanan dilanjutkan sampailah pada tujuan yaitu Pasar Tanah Abang Blok A-B pada pukul 9 pagi waktu setempat. Jadi waktu perjalanan dari asrama IAIN ke Tanah Abang mencecah 12 jam (tergantung kepada kondisi jalan dan cuaca).

Penginapan 

Bagi sesiapa yang hendak menuju ke tanah abang untuk berbelanja, anda jangan risau dan jangan kuatir dengan penginapan anda. Disebelah kiri pasar terdapat banyak hotel/motel/losmen untuk disewa dengan harga bervariasi per malam. Sempat juga teringat nama2 hotel/motel disekitar seperti: hotel H.Chica Rp50rbu/org (makin ramai per kamar makin murah), hotel Lampung harganya sama dan hotel focus yang agak mahal dibanding keduanya karena agak mewah, kalau tidak salah Rp100+/night. inilah sedikit makluman/info yang bisa dikongsikan tentang penginapan di Tanah Abang.

Pemakanan

Untuk makan anda jangan risau, di sini terdapat rumah makan /restoran yang menyediakan makanan berbagai yang anda suka (tapi kesemuanya agak menyerupai makanan ala kampung). Bagi pengunjung yang ingin jimat/hemat dalam pemakanan akan tetapi sedap jangan kuatir disamping hotel H.Chica terdapat WARTEG (warung Tegal) merupakan kedai makan yang paling murah, menunya hampir sama dengan cita rasa masakan Padang/minang. Dan juga warteg ini tersebar di seluruh kota Jakarta, sangat mudah badi anda untuk memperolehnya.

Panorama

Pemandangan yang ingin saya nyatakan disini adalah mengenai suasana disekitar pasar tanah abang bertepatan jalan hotel chica yang saya duduki sementara. Di sini kesibukan amat terlihat, berbagai macam gelagak orang yang berlaku…kiri kanan terlihat sibuk orang mengangkut barang-barang yang hendak dikirim ke tempat pelanggan yang sudah menempah. Sampai lah jalan ini macet (jam) total, sehingga dengan berjalan kakipun tiada ruang dibuatnya. Panorama inilah yang menjadikan titik pembicaraan dibenak saya, orang Indonesia memang dikenal dengan susah dan serba kekurangan dibanding Negara2 tetangganya. Walaupun demikian warganya kreatif dalam mengambil peluang yang ada, sehingga sanggup meninggalkan tanah lahir untuk mengais sesuap nasi di tanah orang. Kreatif yang saya maksudkan disini adalah bagaimana dengan berbagai cara sekalipun orang disekeliling pasar ini disibukkan dengan kerja, baik mengangkat goni2/karung2 yang berisi bahan tekstil untuk kiriman domestic maupun luar Negara/ekspor. Bahkan ada orang berjualan macam2 ada, sehingga tas/bag barang yang dijahit sendiripun ada, jadi bagi pengunjung tidak susah mencari tas2 untuk memuat barang yang sudah dibeli. Sampai2 lahirlah istilah MENGAMBIL PELUANG DARI SEBUAH TANTANGAN/CABARAN.

Tantangan hidup sebeginilah menjadikan warga Indonesia yang serba susah untuk menjadikannya peluang dalam berbagai bisnes disebaliknya pengunjung manca Negara/turist yang datang untuk membelikan oleh2/buah tangan ketika menginjak kaki ke Batavia ini. Kekreatifannya membuat tantangan/cabaran menjadi peluang untuk mengais keuntungan. Fenomena seperti ini patut dipuji dan dicontohi oleh berbagai pihak, warganya tidak hanya mengharap belas kasihan pemerintah sahaja turut juga mandiri dalam berbagai peluang di depan mata.

Inilah keunikan pasar tanah abang, sehingga memukau hati para pembeli yang berkunjung. Berbagai produk seindonesia dapat diperolehi di sini dengan harga berpatutan bahkan diluar fikiran karena tak disangka2 terlalu murah dan juga kualiti. Apatah tidak, semua barang2 dan kraf tangan yang dijual dapat menembus pasaran international sehingga diekspor keseluruh pelosok Asia terutama yang terkenal dengan kain sarungnya Gajah duduk dan juga Islamik fesyen sampai ke Rusia. Inilah sebab ianya dapat memukau pengunjung yang ada, disamping kenyamanan yang ada. Berbeda seperti namanya PASAR, mana ada pasar yang ber-Air Cont, lift, escalator, layaknya mall2 lainnya. (tidak percaya lihatlah sendiri).

Depart to Bandung

Cukup la sudah dengan keunikan Tanah Abang, tibanya yang lain pulak. Heeee. Bandung lah jadi distinasi yang kedua. Keesokan harinya, saya berangkat ke Bandung yang terkenal dengan ramah, cantik penduduknya dan juga dingin suasananya serta kraf tangannya yang begitu diminati oleh orang2 Malaysia dan Singapore ini. Peninggalan sejarah juga membuktikan bahwa bandung ini adalah salah satu kota yang kaya dengan sejarah salah satunya adalah bekas gedung Konferensi Asia-Afrika, gedung-gedung design Europe di Paris Van Java, Tangkuban Perahu di puncak gunung dan kawah putih di daerah Lembang. Masih banyak lain sejarah2 dan juga tempat menarik di Bandung sampai saya tidak sanggup mengutarakannya dalam ruang ini.
Ketika berangkat ke Bandung ini, macam2 terjadi dengan saya dan teman2. Beginilah ceritanya….dengar baik2 tawuuuuu…

Jakarta ke Bandung mengambil masa dalam 3 jam, ongkos/tambang bus adalah Rp35 ribu. Untuk mengambil bus direct ke Bandung perlulah depart dari Kampung Rambutan karena disini lah tempat yang sesuai dan mudah didapati bus yang menghala kesana. Disini haruslah berhati-hati, kenapa saya bilang demikian; karena ramai sopir/driver yang memaksa secara lembut untuk naik bus mereka, contohnya dengan ingin menolong angkat barang bawaan kita untuk terpukau menaiki bus nya. 

Saya cukup2 kena tipu dengan menaiki bus Jakarta-Garut, Karena terpukau dengan keramahan yang ditunjukkan pak sopir ala gaya baik ini. Bus yang saya tumpangi bukan yang sebenarnya ke Bandung malah lainnya. Tanpa kami sedari hal ini, sampailah saya disuruh turun ditengah jalan untuk menyambung bus lagi ke Kota Bandung. Laluan yang mereka guna adalah laluan ke Garut. Disini lah kesadaran pukauan manis muka pak sopir ala penipu ini lenyap dari hati dan fikiran. Sampailah keluar dari mulut saya perkataan marah dan tak puas hati di atas kebohongan mereka. (tapi tidaklah sampai cacian, karena sedar bahwa cabaran dalam perjalanan first time ini).

Dengan rasa letih dan agak marah, turun lah juga dari bus ini. Sambung pulak ke bus lainnya yang agak sedikit sederhana sampai2 tidak pakai AC seperti saya tumpangi awal tadi. Walaupun dengan keletihan yang ada, sempat juga kami di hiburkan dengan berbagai kesenian pengamen (penyanyi jalanan) yang naik sekali ke bus kami. Alhamdulillah, aduhai lucunya, kaget/terkejut, ketawa dan merdunya nyanyian sunda ala bandung yang mereka berdua dendangkan. Gendang dan gitar menjadi alat musik pilihan mereka sehingga dengan kolaborasinya melahirkan alunan nada yang enak didengar walaupun kami semua tidak faham bahasa yang digunakan tapi rentak goyangan badan kesemua kami mengikuti alunan lagu yang dibawa Sampailah habis persembahan mereka yang non resmi ini. Hilanglah rasa letih berganti dengan gelak ketawa, alahai orang bandung pitar kali koq buwat kami terkocok perutt oleh nyanyian mu….(kata seorang teman)… pun begitu, persembahan kedua pulak berlanjut selepas yg pertama dihadiahkan dengan recehan/syiling rupiah dari penumpang yang menikmati hidangan lagu yang merdu tadi.

Dalam persembahan kedua ini, agak sedikit menguji penglihatan, mental dan emosi kami. Apakan tidak, orang yang berdiri didepan kami rupanya penyulap/ahli silap mata. Alangkah terkejutnya saya, padahal penampilan yang dipakainya tidak sedikitpun menggambarkan penampilan dalamannya yang dapat memukau sesiapa yang menontonnya. Dengan kopiah putih di atas kepalanya ala pak kiai/ustaz, baju yang agak sederhana dan tas kecil yang disangkut di bahunya. Jujur dengan Style begini memang dapat menarik pandangan untuk tertumpu pada persembahannya. Permulaan dengan sepatah kata makluman untuk memperkenalkan dirinya dan profesinya.

Singkatnya, dia keluarkan sapu tangan kecil dari tasnya dan dimasukkan dalam tangan hingga tiba2 hilang begitu saja. Alangkah terkejutnya terbeliak mata yang sudah mulai ngantuk sebab keletihan yang sudah mulai terasa. Mata tertumpu pulak pada sapu tangan si pesulap yang tiba2 hilang hingga dijumpai di bantal seat di samping penumpang yang kosong. Ini sudah mulai menguji mata yang mulai ngantuk, akan tetapi tumpuan tetap saya berikan pada retoriknya/gayanya.

Yang kedua, si pesulap mengeluarkan patung kecil yang diberi nama “Jailangkung”. Kemudian diletak di telapak tangan kirinya terus diseru dengan kalimat bangun…bangun..bangun…tiba2 dengan sendirinya patung itu bangun dan bergoyang ke kiri ke kanan. Tipuan mata kena kedua kalinya, namun hati saya masih biasa2 aja masih ramai orang yang bisa memperagakannya.

Tiba persembahan yang ketiga pulak, namun ini agak berlainan dan mengerikan. Tibalah hati saya dengan perasaan takut dan penasaran alangkah bisanya si pesulap memujuk saya untuk mengeluarkan receh yang lebih banyak demi menghargai hasil hiburannya. Apakan tidak, paku yang panjangnya 10 cm dan size 5 inc diketuk ke lubang hidungnya sampai habis dengan tidak mengeluarkan darah sedikitpun layaknya tidak terjadi apa2. Alamak teriak seorang penumpang di belakang…aduhhhhh…koq bisa ya…heran heran hati saya berbisik ilmu apa yang digunakan oleh pesulap ini sampai2 bisa mengais duit dengan mudahnya terhulur dari penumpang2 atas persembahannya. Memangpun layak dikasih pujian ke atas ketrampilannya. Inilah termasuk pukaun tanah Java kepada pengujung yang memijak kaki di atasnya. Sampailah ke Lewi Panjang, yaitu terminal bus lintas Sumatera di Bandung. Sambunglah kami dengan bus satu lagi dan berakhir dengan angkot (angkutan Kota) sampai ke destinasi yang hendak dituju yaitu Wisma Arama Mahasiswa Aceh di Bandung di Jalan Cicendo berdekatan dengan Pasar Baru Trade Center, dengan berjalan kaki hanya 5 menit. Alhamdulillah akhirnya sampai juga memijak kaki ke penginapan yang sudah tertatap dengan indah dan mewah bak hotel yang mempunyai service bintang 3.

 Gambar spanduk pengenalan Asrama Aceh di Bandung
Akhirnya, 5 hari habis juga terisi dengan berbagai kenangan dan pengalaman pertama di Tanah Java antara Jakarta dan Bandung. 

Pukaun terakhir di tanah Bandung ialah tempat yang sejuk, kota yang bersih dan tertata dengan rapi bak kota yang terdapat di negara2 maju. Tumpuan yang paling diminati pelancong/turis adalah pertama Pasar Baru Trade Center sehingga saban harinya pengujung dari Malaysia dan Singapore selalu memborong jualan yang ada seakan tidak ada rasa puasnya. Yang kedua tempat jualan barang Branded di Factory Outlet yang terletak di Jalan Dago dan Riau. Barang yang dijual lansung dari kilang/pabrik yang direject tapi jangan risau kualitinya tetap branded dengan harga jauh lebih murah berbanding di Malaysia dan Singapore yang pernah saya kunjung. Ketiga, keindahan gunung Tankuban Perahu dan Kawah putih hasil dari Volcano yang lampau dan diperkirakan ianya masih aktif sampai sekarang. Kesejukan dan kehangatan udaranya masih dapat dirasakan seperti nature/alam semula jadi. Tumpuan yang terakhir adalah design kota ala Paris yaitu Paris Van Java yang unik seolah2 berada di Eropah siapa yang melihatnya. Mall ini amat terkenal dengan panorama yang menampilkan berbagai seni Uerope yang tertata di tanah Java berbanding sepanjang jalan ASIA-AFRIKA yang terkenal dengan gedung sejarah Konferensi Asia-Afrika yang pernah berlansung ketika dahulu hingga membuat kota bandung dipenuhi dengan sejarah disegala penjuru.

Inilah yang dapat saya kongsikan bersama teman2, di sela2 waktu cuti semester ganjil ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semuanya dan jangan sampai terulang apa tidak diinginkan dengan tertipu si sebalik terpukau dengan keunikan benda yang baru dijumpai. Belajarlah dari pengalaman karena ianya GURU YANG TERBAIK KITA.

Jumat, 03 Desember 2010

SEMOGA AKU SEORANG MUSLIM SEJATI ; Coretan Hatiku

 Gambar hiasan

Sebagai seorang Muslim sejati aku akan meyakini bahwa aku berada dalam kebenaran. Bagiku Islam adalah hidayah dan nikmat yang telah ALLAH SWT karuniakan kepadaku karena keyakinanku tidak mungkin bersifat tentatif. Hanya dengan keyakinan seperti ini aku mampu menyampaikan pesanan Tuhan dengan pasti [‘ala basiratin]. Karena diperkuat dengan ilmu, keimananku terhadap ALLAH SWT dan Nabi Muhammad serta risalah yang dibawanya tidak akan goyah meski terdapat tuduhan dan distorsi ke atas ajaran Islam.

Setelah aku mendalami ilmu-ilmu Islam dan bukan secara apriori maupun taqlid aku mengerti bahwa iman bukan hanya suatu kepercayaan, tetapi merupakan keyakinan di dalam lubuk hati, pernyataan melalui lisan dan dibuktikan dengan perbuatan sebagai tanda berserah diri kepada kehendak ALLAH Yang Maha Esa.

Aku memahami bahwa ibadah bukan hanya sebatas ritual dan spiritual tetapi sebagai penghambaan diri kepada ALLAH SWT dalam segenap bidang kehidupan. Keyakinanku akan kebenaran ajaran Islam bertitik tolak dari pada keyakinanku bahwa knowledge is possible dan seperti diungkapkan oleh al-Nasafi bahwa hakikat sesuatu itu tetap dan ilmu mengenainya adalah sesuatu yang pasti haqa’iq al-ashya’ thabitah wa al-ilmu biha mutahaqiqun. Aku setuju dengan pandangan para sarjana Muslim seperti Muhammad Iqbal, al-Attas, dan al-Faruqi, bahwa masalah utama umat Islam adalah krisis ilmu. Bahwa jalan untuk mengembalikan kegemilangan tamadun Islam adalah melalui pemerkasaan budaya ilmu, pencerahan dan pemberdayaan umat.

Maka tanggung jawab para cendekia Muslim adalah membebaskan umat dari belenggu kejahilan termasuk kejahilan tentang Islam itu sendiri. Pada hari ini yang menjadi kendala adalah kekeliruan epistomologi: ketidakmampuan kaum intelektual muslim mengatasi polemic akal dengan wahyu telah menambah lagi kekeliruan dan kejahilan ini. Aku melihat bahwa justru sebagian intelektual Muslim dipengaruhi oleh pemikiran sekuler Barat dan terperangkap dalam dikotomi: Liberal versus Literal, Sakral versus Mundane, objektif versus subjektif, progresif versus konservatif, teokrasi versus demokrasi. Dualisme dan dikotomi berlaku di Barat karena kegagalan Gereja mengakomodasi modernity dan kemajuan manusia.

Bagiku, Islam telah memberikan kedudukan yang sewajarnya kepada akal. Cukup tinggi karena dengannya misi kekhalifahan hanya mungkin tercapai tetapi tidak terlalu tinggi untuk didewakan atau disejajarkan dengan wahyu. Akal dan kebenaran yang diperolehinya tidak berdiri sendiri. Setelah mendalami epistomologi Islam, aku mengerti bahwa kebenaran sains harus akur dengan keterbatasannya dan bahwa dalam perkara-perkara tertentu tidak mampu menjelaskan secara saintifik. Bagi kaum secular kebenaran sains dan kebenaran agama dilihat secara terpisah.

Bagiku kebenaran sains adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, karena sains mengkaji kejadian fenomena makhluk Tuhan yang mengikuti sunnatullah. Demikian juga kebenaran wahyu tidak akan bertentangan dengan kebenaran akal, jika akal memperolehnya dengan metode yang benar. Sebagai seorang Muslim sejati, aku mengerti bahwa al-Qur’an sebagai pembimbing akal telah menjelaskan hakikat-hakikat kehidupan ini dengan begitu gamblang. Tugas akal fikiran hanya perlu memahaminya dan mengembangkannya.

Bagiku, tiada dikotomi antara al-Qur’an dan akal, keduanya berjalan seiring, karena seperti dinyatakan oleh mantan Syekh al-Azhar Abdul Halim Mahmud, al-Qur’an adalah kitab akal karena seluruh kandungan al-Qur’an mengarah kepada pembebasan akal dari lingkungannya yang sempit. Rabunnya umat Islam dalam membaca dan lumpuhnya mereka dalam berfikir tiada kaitan dengan al-Qur’an.. Karena sehebat manapun pembimbing tidak akan bermakna apa-apa kalau yang dibimbing tidak ada kemauan untuk memperbaiki dirinya. Oleh karenanya aku sadar, dalam hal ini bukan salah Islam sehingga ia perlu dirubah dan bukan salah Barat sehingga ia perlu dimusuhi, tetapi salah umat Islam karena memiliki apa yang dikatakan oleh Muhammad Iqbal “ego khudi yang lemah” atau meminjam istilah Maliki Bennabi, mempunyai sikap Qabiliyyat li al-istimar [kecenderungan untuk dijajah].

Dalam menghadapi kemajuan [modernity] yang pada hari ini disinonimkan dengan Barat, aku tidak akan bersikap terlalu terbuka [silau] dan juga tidak tertutup [konservatif] .. Islam mengajarkan untuk selalu berusaha menggapai kecemerlangan dan membangunkan diri, bangsa dan masyarakat. Melalui pembacaanku, aku sadar bahwa Islam telah disalahfahami oleh sebagian umat Islam yang anti kemajuan dan anti perubahan. Tetapi juga di sudut yang lain, Islam telah disalahfahami oleh golongan Muslim secular yang menganggap agama sebagai penyebab kemunduran, oleh karenanya, menurut mereka agama perlu dibatasi hanya pada ruang lingkup kehidupan pribadi.

Untuk mengatasi dualisme pemikiran ini, aku menyadari perlunya rekonsepsi [membetulkan kefahaman] terhadap Islam. Melalui penulisan para sarjana Muslim yang otoritatif aku mengerti bahwa Islam sebenarnya bersifat transformatif- liberatif: membawa misi perubahan dan pembebasan manusia sebagaimana terbukti pada generasi awal Islam.

Apabila realitasnya pada hari ini Islam tidak menjadikan umat Islam maju dan bebas dari segala bentuk belenggu dan penindasan, ini bermakna wujudnya korupsi dalam memahami Islam. Aku yakin seandainya Islam dipahami dengan betul dan dilaksanakan dengan baik maka Islam mampu menjadi civilizing force, sebagaimana terbukti dalam sejarah Islam. Aku akan menjadikan tradisi sebagai landasan untuk berpijak. Bagiku tiada sebab mengapa aku harus membenci tradisi karena ia tidak membelengguku untuk maju dan menjawab permasalahan zaman mengikut keyakinanku.

Bagiku, masa lalu amat penting karena tiada seorang pun manusia yang mampu mengetahui jati dirinya tanpa mengetahui masa lalunya. Aku berbangga dengan pencapaian para ulama Islam, meskipun aku sadar kebesaran mereka tidak seharusnya menjadikan generasi hari ini kerdil. Justru, dengan khazanah yang mereka tinggalkan aku harus mampu lebih maju lagi kedepan.

Ketinggian golongan ulama bagiku adalah karena taufiq dan inayah ALLAH SWT dan dekatnya mereka dengan nuansa dan legasi yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Karenanya, baik ulama klasik maupun kontemporer adalah golongan yang diberi amanah oleh ALLAH SWT dan bukan status social maupun keagamaan yang bisa dibanggakan. Oleh karenanya, amanah ini mesti dilaksanakan dengan berani dan jujur. Namun demikian, aku sadar mereka tidak suci atau maksum dan mereka bukan wakil Tuhan.

Segala pandangan mereka harus kuterima selama mereka punya hujjah yang kuat dan terbukti kebenarannya, namun andainya terbukti bahwa pandangan mereka ternyata tidak benar atau bertentangan dengan kebenaran al-Qur’an dan as-Sunnah, mereka tidak perlu kuterima. Sepanjang pengetahuanku, golongan ulama ini tidak bisa disamakan dengan golongan agama yang punya hak paten dalam memahami agama dan berbicara atas nama Tuhan. Karena bagiku, semua orang Islam adalah golongan agama yang seharusnya menjadi wakil Tuhan di muka Bumi.

Aku mempelajari filsafat Barat untuk tujuan perbandingan. Aku tidak akan terikut-ikut karena sebagai seorang Muslim aku memilikiworlview dan framework tersendiri dalam berfikir. Aku tidak tertegun dengan konsep cogito ergo sumnya Descartes atau Existence preceeds essencenya Sartre, atau knowledge is powernya Foucalt dan Bacon, bahkan dalam perkara tertentu aku langsung tidak tertarik untuk mengagungkan contohnya Locke karena konsep natural rights: Life, liberty, and property.

Aku tidak merasa heran dengan filsafat Barat karena aku sudah terlebih filsafat Barat karena sudah terlebih dahulu mengetahui bahwa, seperti diungkapkan oleh Muhammad Iqbal, ”the Birth of Islam is the Birth of inductive knowledge”, juga seperti diungkapkan oleh al-Ghazali dan al-Shatibi bahwa hukum Islam sebenarnya dibuat untuk melindungi kemashlahatan kebaikan ummat manusia: agama, jiwa, akal, kehormatan, dan harta.

Aku mempelajari pemikiran Barat untuk memahami Barat. Dengan demikian aku dapat memperkukuh keyakinanku dan kalau aku mampu, seperti yang telah dilakukan oleh Imam al-Ghazali membatalkan tesis-tesis mereka yang mengelirukan dan dengan itu aku telah berjuang untuk Islam.

Sebagai seorang Muslim aku percaya bahwa akal tidak bisa dijadikan standing dengan wahyu. Sebagai peneliti Muslim aku percaya bahwa pencarian akal dalam Islam dibimbing oleh wahyu. Oleh karenanya terdapat ruang yang pasti di mana tidak perlu untuk akal bereksperimen di samping juga ruang untuk perbedaan penafsiran selama dalam framework Islam.

Teori mengenai realitas kehidupan yang selalu berubah dan terlalu dominannya elemen subjektifitas dalam filsafat Barat, bagiku membuktikan bahwa Barat dengan rasionalismenya tidak akan menemukan jalan kebenaran. Maka aku mendapati bahwa semakin jauh pengetahuanku terhadap filsafat Barat semakin dekat diriku terhadap kebenaran Islam. Islam mengajarku agar mengambil hikmah kebijaksanaan dari mana saja datangnya. Oleh karenanya tidak salah, malah digalakkan, mempelajari Sains dan Teknologi yang hari ini dikuasai oleh Barat agar dengannya ummat ini dapat mengecapi kemajuan dan merealisasikan misinya sebagai khalifah ALLAH SWT di muka Bumi.

Aku akan mempelajari filsafat Barat agar aku mampu untuk membuat perbandingan dan penilaian sebelum aku mampu menyumbang dalam wacana keintelektualan Islam. Namun, aku sadar sebagaimana ditekankan oleh al-Attas bahwa ilmu pengetahuan Barat tidak value-free [bebas nilai], aku tetap akan meyakini hal ini walaupun andainya Thomas Kuhn tidak menulis “The Structure of Scientific Revolutions”nya, oleh karenanya aku harus mampu membedakan antara ilmu dengan nilai-nilai secular yang mengiringinya sebelum proses Islamisasi dapat kulakukan. Penghormatanku terhadap keintelektualan Barat tidak seharusnya menjadikanku hanyut sehingga merubah jati diriku.

Sebagai seorang Muslim sejati, aku akan melaksanakan Islam sebagai satu cara hidup yang lengkap, oleh karenanya aku akan menentang sekularisme dan sekularisasi di dunia Islam. Bagiku, orang yang memisahkan Islam dari segenap aspek kehidupan manusia adalah orang yang sombong dan congkak. Karena menganggap panduan dan bimbingan akal yang dicipta oleh manusia-manusia sekular, lebih baik dari pada petunjuk al-Qur’an.

Aku sadar, keadilan dan keharmonisan dan keamanan hanya akan tercapai sepenuhnya dengan mengikut ajaran al-Qur’an. Sedangkan demokrasi liberal, kapitalisme, utilitarianisme dan isme-isme lainnya hanya menjanjikan angan-angan. Alasannya jelas, ketika Islam berbicara mengenai keadilan, kesejahteraan, dan keharmonisan ia dikemas dengan keindahan iman, taqwa, dan akhlak, sedangkan filsafat Barat membicarakannya secara dikotomis.

Aku mengerti bahwa tipologi memberikan kelebihan kepada Barat, karenanya aku harus berhati-hati agar tidak terpengaruh dengan labelisasi mereka. Label fundamentalisme diberikan oleh media Barat, dengan pelbagai konotasi negatifnya: terorisme, militan dll., ke atas orang Islam yang menjadikan Islam sebagai cara hidup. Kalau ternyata istilah fundamentalis tidak digunakan oleh media terhadap penganut agama lain yang melakukan hal yang sama maka jelas pelabelan ini memiliki niat yang tersembunyi.

Dengan andaian ancaman gerakan fundamentalisme inilah maka dimasukkan wacana liberal dalam pemikiran Islam. Tidak sedikit yang terperangkap dalam dualisme dan dikotomi ini, oleh karenanya, dengan ilmu dan kebijaksanaan yang diberikan oleh Islam, aku tidak seharusnya ikut terperangkap. Andai dapat dibuktikan bahwa kemunculan golongan yang dikatakan fundamentalis ini tidak mengancam maka jelas bahwa eksistensi mereka sebenarnya tidak berasas.

Bagiku, metode hermeneutika hanya pantas diterapkan pada Bible. Ini karena baik dari segi sejarah maupun kandungan, al-Qur’an dan Bible jauh berbeda.Tiada sebab untuk aku mengikuti metodologi penafsiran Bible karena aku tidak mengalami masalah yang dialami oleh penafsir-penafsir Bible. Mempelajari al-Qur’an dengan ilmu, iman, dan kejujuran membawaku kepada keyakinan akan kesempurnaan al-Qur’an. Tiada satupun ayat di dalamnya yang boleh dikatakan bermasalah atau kontradiktif. Selain itu, sebagaimana terbukti dengan kajian al-Azami: ”The History of Quranic Text”, keistimewaan al-Qur’an adalah terjaganya, kemurnian dan kesucian al-Qur’an sepanjang sejarah. Hal inilah yang sehingga kini dicemburui oleh kaum orientalis yang berusaha untuk menggoyahkan keyakinanku ini.

Penafsiran literal terhadap al-Qur’an memang sering dilakukan oleh para ulama. Namun, sering juga para ulama tidak terpaku pada makna literal, sebaliknya melihat maksud ayat yang tersirat dan menyesuaikan nass-nass juz’iyy dengan maqasid kulliyyah shar’iat Islam.Setelah aku memperdalam ilmuku tentang Shariah aku akan mengerti bahwa kedua-dua pendekatan literal dan liberal terhadap maqasid shari’ah tidak tepat. Pendekatan oleh ulama-ulama mu’tabar dari dulu hingga sekarang adalah pendekatan yang oleh al-Qardhawi disebut dengan al-wasatiyyah.

Sebagai seorang Muslim sejati, aku tunduk sepenuhnya dengan perintah dan aturan yang diberikan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah. Shari’ah datang dari pada ALLAH SWT dan bukan, sebagaimana yang sering diperkatakan oleh orientalis, produk para ulama. Bagiku, Shari’ah bukan hanya teks-teks suci, ia juga bukan apa yang terkandung di dalam kitab-kitab Fiqh. Ketika Sayidina Umar menangguhkan hokum potong tangan pada ‘am al-maja’a [tahun kelaparan], ketetapan itu bukan pandangan subjektif beliau tetapi adalah hukum Shari’ah. Karena beliau tidak terpaku pada teks secara literal tetapi mengembalikan teks-teks juz’I kepada maqasid kulliyyah yang sebenarnya sebagian daripada Shar’iah.

Oleh karena aku menyadari kelemahanku dalam menafsirkan al-Qur’an. Maka aku merujuk kepada pandangan para ulama yang berotoritas. Mereka sangat berotoritas karena mereka menguasai ilmu-ilmu yang diperlukan dalam memahami al-Qur’an. Lebih daripada itu dengan bimbingan iman mereka juga faham akan kehendak Tuhan. Bagiku ilmu adalah amanah dan pemberian Tuhan, oleh karenanya kepintaran semata-mata tidak meletakkan seseorang itu menjadi orang yang otoritatif dalam keilmuan Islam..

Karena aku memiliki worldview Islam, aku tidak akan hanyut dengan tren pemikiran Barat yang kabur dan selalu berubah. Post-modernisme yang menjadikan kegagalan dan kesempitan modernisme sebagai raison d’etrenya hanya mempunyai legitimasi di tengah obsesi Barat terhadap kuasa dan ketunggalan.

Dari awal kemunculan Islam, jelas bahwa Islam menerima pluralitas kepelbagaian sebagai lumrah kehidupan. Karena keadilan menjadi nilai utama dalam ajaran Islam, Islam selalu berada bersama kaum yang tertindas, terlupakan dan teraniaya. Konflik antara Islam dengan agama lain timbul disebabkan faktor politik dan bukan faktor teologi. Hal ini tidak sesekali memberikan justifikasi ke atas konsep pluralisme agama. Sebagai seorang Muslim aku percaya bahwa agama Tuhan yang benar hanyalah satu, yang berbeda dan berbagai adalah Shariat-Nya. Oleh karena Shari’at Muhammad adalah penutup maka hanya Shari’ah Muhammad SAW yang benar.

Keyakinanku bahwa hanya ada satu kebenaran tidak bercanggah dengan kemungkinan wujudnya kebenaran pada orang lain. Dalam permasalahan ijtihadiyyah, aku tidak akan mengatakan hanya pendapatku saja yang benar dan pendapat orang lain adalah salah.Pendekatan para ulama ini tidak membawaku kepada subjetivisme, seperti yang dilakukan oleh Khaled Abou el-Fadl, karena ia hanya berlaku hanya pada realm ijtihadiyyah.

” Kuatnya elemen subjektifisme dan penghapusan objektifitas dalam pemikiran post-modernisme akan membawa kepada nihilisme dan ketiadaan kebenaran.Tentunya hal ini akan memberikan dampak yang besar kepada agama dan kemanusiaan.” (Khalif Muamar)




edyprayitno, Editor By: al-adjehiey

Kamis, 02 Desember 2010

BERKATA ATAU MENGATA; SATU RENUNGAN

 Gambar hiasan
Nape la si X tu macam tu ek ! “Aku xsuke la.. kata A kepada B.

“ Ali ni kalau masak, mesti tak sedap.” Rungut Ina kepada Tanti.

Perkara sebegini sudah menjadi asam garam dalam masyarakat kita, iaitu menyampaikan sikap buruk atau kelemahan seseorang kepada orang yang ketiga, atau kata lainnya kita namakan MENGUMPAT (ghibah).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيه فَقَدْ بَهَتَّهُ.
Daripada Abu Hurairah r.a: Nabi Muhammad SAW bejumpa dengan para sahabat dan bertanya, “ Kamu tahu apa itu mengumpat? ” Mereka menjawab “ Allah dan Rasul-Nya lebih tahu ” Nabi bersabda lagi, “ Kamu menyebut apa yang saudara kamu benci” Mereka berkata lagi, “ Apa kata kalau yang kusebut itu sememangnya ada pada saudaraku? “ Nabi bersabda lagi, “ Jika yang kamu sebut itu ada pada dia, maka itulah mengumpat. Jika yang disebut itu tiada padanya, maka itulah pembohongan besar. ”( Riwayat Muslim, bab Haram ghibah)

Sikap suka menghidu, memasang telinga dan menyampai-nyampai sememangnya diharamkan di dalam Islam kerana ianya boleh merendahkan maruah orang lain, malah akan menimbulkan rasa kebencian pada diri orang yang dituju akibat kelemahan yang ada pada dirinya. Bukankah Islam menganjurkan kita agar saling sayang-menyayangi sesama muslim?

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Daripada Anas, Nabi sallallahu alaih wasallam bersabda “ Tidak sempurna iman seseorang itu sehingga dia mencintai saudaranya sepertimana dia mencintai dirinya sendiri”(Bukhari & Muslim).

“ Ala, tak best la kalau tak bergosip” kata temannya.

Ya, mengumpat memang menyedapkan. sangat best apabila kita dapat merendahkan-rendahkan orang lain, Amat seronok bile dapat membuka aib orang lain, dan sangat terhibur bila dapat memperlekehkan orang lain. Se’sedap’ itu jugalah kita memakan bangkai daging saudara kita sendiri.
Firman Allah s.w.t didalam surah al-Hujurat ayat 12:

وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)
dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadaNya. (oleh itu, patuhilah larangan-larangan Yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; Sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.

Di dalam Tafsir Ibn Katsir, asbabul nuzul ayat ini berhubung dengan sahabat baginda s.a.w, Salman al-Farisi radiallahuanhu. Ianya disebabkan sewaktu beliau nyenyak tidur, beliau berdengkur dengan kuat. Lalu perkara ini menjadi bualan oleh sahabat lain yang mendengar dengkurannya. Kerana merasa malu, Salman berjumpa Rasulullah s.a.w dan mengadu kepadanya. Lalu turunlah ayat di atas.

Selain itu, baginda s.a.w juga menasihatkan para sahabat dari terus mencerca Abu Jahal. Sepertimana yang kita sudah maklum tentang kezaliman Abu Jahal ini, beliau sering menyekat dakwah baginda s.a.w dan mengenai bagaimana beliau menyiksa kaum muslimin di Makkah. Bahkan beliaulah yang paling memusuhi Islam. Namun baginda s.a.w tidak membenarkan dari beliau terus dicaci. Mengapa? Hal ini disebabkan anaknya, Ikramah telah pun memeluk Islam. Lihatlah bagaimana Rasulullah s.a.w menjaga hubungan sesama manusia dan pentingnya menjaga hubungan sesama muslim.

Tahassus itu adalah perbuatan mengambil tahu, menyelidik dan menyiasat untuk tujuan yang baik. Manakala Tajassus pula adalah perbuatan menyelidik, menyelak-nyelak dan mencari-cari kesalahan serta kelemahan orang lain dengan tujuan yang jahat. Kerana niat, Tahassus boleh berubah menjadi Tajassus[1]

“ Tapi kami cuma nak mengingatkan je.” jawab sebahagian yang lain.

Ya, amat penting untuk saling mengingati sesama muslim. Kerana itu Allah berfirman di dalam surah al-Dzariyat ayat 55:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (55)  
55. dan tetap tekunlah engkau memberi peringatan, kerana sesungguhnya peringatan itu mendatangkan faedah kepada orang-orang yang beriman.

 Arti yang sebeginilah jarang dimengerti orang, adakah cara teguran ataupun tindakan yang diambil memenuhi syarat dalam memberi nasihat, ataupun hanya ingin mencari kesalahan akibat kebencian yang sudah disimpan lama, irihati, dengki yang merasuk jiwa kita kepada yang hendak dituju. Pada era ini, tak kalahnya dikalangan para muslimah yang masih cenderung pada hal tersebut. Adakah perkara sebegini wajar dilakukan oleh orang berpendidikan agama. Mencari kesalahan temannya sendiri, terkadang di depan layak ia ibarat makanan akan tetapi  di belakang bersifat kotoran yang tidak bisa diajak berteman. (Misal ini hanyalah prosa dan sastra gunanya sebagai renungan bersama).

Memang bagi kita seorang muslimah mempunyai ciri-ciri pakaian luaran kita amat dibanggakan dengan tertutupnya aurat. Kita jaga selalu agar tidak tercemar bak orang pergaulan bebas di luar sana. Tapi apakah kita sudah bebas dari penyakit yang kita amalkan selama ini, yaitu penyakit hati, dengki, irihati, angkuh, dan serupa dengannya sudah bersih dan suci dari kita dan melalukan perkara baik secara sempurna sebagaimana dituntut dalam Islam. Ataupun itu hanya permaian boneka luaran sahaja untuk menarik peminat atau meletak diri kita agar dihormati. Realitinya itulah yang menjerumuskan kita pada tahap yang lebih rendah. 

Masih lupakah kita firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Al-Qur’an: (QS: as-Shaff : 2,3).

َيأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوْا لِمَ تَقُولُوْنَ مَا لَا تَفعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللهِ أَنْ تَقُوْلوُا مَا لاَ تَفْعَلُونَ (3).
 “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.

Amat jelas dari zahir ayat di atas, akan murka Allah kepada orang yang mengatakan sesuatu kebaikan tetapi ia sendiri tidak mengamalkannya. Inilah yang penulis ingin tekankan baik pada diri sendiri maupun kepada orang-orang seakidah di luar sana agar mematuhi tata cara yang sudah diatur dalam al-Qur’an jangan hanya segala sesuatu kita buat untuk mendapat derajat populariti saja. Amalkanlah secara berhemah, terbuka dan berlapan dada. Cermin diri adalah jalan yang terbaik sebelum kita cermin orang lain. 

Namun, untuk meng’halal’kan tindakan tersebut, kita perlu check semula pada diri kita.
Adakah kita ini bebas dari kelemahan dan kekurangan?
Apakah perkhabaran tersebut boleh menambahkan amal kebaikan (pahala) buat diri kita?
Dan apakah kita akan suka sekiranya orang lain mengatakan perkara yang buruk tentang diri atau ahli keluarga kita?

Adapun 6 keadaan yang diharuskan ulama’ untuk mengumpat seperti yang termaktub pada bab berkaitan ghibah di dalam kitab Riyadhus Solihin karangan Imam An-Nawawi, ianya mestilah jelas bahawa ghibah kita itu termasuk di dalam pengecualian tersebut. Haruslah ghibah itu  mengikut berdasarkan disiplin dan garis panduan yang telah disyariatkan. Bukan ghibah itu sekadar untuk menjadi tajuk bualan atau untuk menjadi bahan ketawa. Perlu dipastikan niat kita yang sebenarnya sama ada ghibah kita itu benar-benar termasuk di dalam yang diharuskan atau yang diharamkan.

Sudah menjadi tanggungjawab kita sebagai muslim untuk merahsiakan apabila kita mengetahui keaiban orang lain. Jika penganut kristian, mereka disuruh menceritakan dosa yang dilakukan kepada paderi bagi membersihkan dosa atau bertaubat, namun Islam tidak membenarkan seorang muslim menceritakan atau membuka keaibannya sendiri kepada orang lain, hatta dosa-dosanya yang sudah lalu. Apatah lagi jika orang lain yang menceritakan keaiban saudaranya.

Namun sebaiknya kita memilih jalan yang selamat, iaitu kita berdiam diri dan mengelak dari bercakap atau mencari-cari kelemahan orang lain bagi mengelak fitnah ke atas diri kita.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.

Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahawa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam telah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia itu berkata yang baik-baik atau diam sahaja. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka hendaklah dia itu memuliakan jirannya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia itu memuliakan tetamunya”(Riwayat Bukhari, bab lisan)

Ø Tanya pada diri adakah kita adakah benar-benar sempurna?.
Ø Tepuk dada tanya Iman kita ?.
Ø Adakah kita BERKATA ATAUPUN MENGATA ?.

An-Nuuri, Editor By al-Adjehiey,

[1] Antara peduli dan peduli apa, Ust.Hasrizal

Sabtu, 27 November 2010

Mu’tah; Islam vs Barat: Perang Pertama

 Gambar keadaan iklim di Mu'tah

 Bekas tapak peninggalan perang Mu'tah

 Peta Jordania

Ilustrasi

InsyaAllah dengan membaca artikel ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk menelusuri  sejarah masa lampau yaitu dimana tempatnya terjadi perang Islam dan Barat pada pertama kali terjadi. Tujuan untuk mengingat kembali sejarah putih dan hitam dalam perjuangan Islam demi menambah lagi keperihatinan dan kekaguman sebagai panganut agama yang real dan dijamin oleh Sang Khaliq akan keselamatannya dunia dan juga akhirat ini. Dalam peperangan ini, Allah memberi kemenangan bagi kaum muslimin dengan Jumlah musuh yang begitu besar dibanding dengan jumlah kaum Muslimin yang sedikit, inilah tidak masuk akal kalau sekiranya dicerna dengan akal logik yang sehat, melainkan tidak bukan di atas bantuan Allah Azza Wajalla. Walaupun ada beberapa pandangan yang tidak sepakat dalam penentuan kalah atau menang bagi kaum Muslimin. Walaupun begitu di pertempuran yang begitu hebat ini ujian bagi kaum muslimin adalah amat mencabar apatah lagi ketika pertukaran pemimpin perang selisih berganti akibat syahid di tangan musuh. Kecelaruan panduan agak terkeliru di sini, kemana hendak dijadikan ikutan kecuali setelah Khalid bin al-Walid dilantik menjadi Komandan/ketua perang. 

Pengenalan secara singkat

Mu`tah adalah sebuah kampung yang terletak di perbatasan Syam. Desa yang ada di tepi Sungai Jordan ini, kini masuk dalam wilayah Karak/gurun wilayah Yordania. Mu'tah saat ini merupakan wilayah yang semarak dengan deretan pohon pinus di sepanjang jalan. Tidak seperti wilayah lain di Arab Saudi, di Mu'tah tidak begitu ramai orang yang berjubah. Bahkan, kabarnya juga tidak ada unta. Hal ini karena Mu'tah termasuk wilayah Mediterranean yang memiliki empat musim. Pada musim dingin, Mu'tah seringkali diselimuti salju. Begitulah saya diberitahukan oleh beberapa sahabat seperjuangan yang menyambung pelajarannya di bumi Ambiya’ ini.
Dan juga kampung Mu'tah, pada masa Rasulullah SAW menjadi salah satu saksi penting sejarah perkembangan Islam.

Di dekat kampung ini, terjadi peperangan antara bangsa Arab yang sudah memeluk Islam dengan aliansi bangsa Arab pemeluk Nashara dan Bangsa Eropa dari kerajaan Romawi.
Beberapa literatur menyebutkan, perang ini adalah perang pertama umat Islam melawan bangsa Barat.

Peperangan di Mu’tah

Pertempuran Mu’tah  terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 H[1], dekat kampung yang bernama Mu’tah inilah, di sebelah timur Sungai Jordan dan Al Karak, antara pasukan Muslim yang dikirim oleh Nabi Muhammad dan tentara Kekaisaran Romawi Timur. Jumlah tentara kaum Muslimin adalah 3000  VS 200.000 kaum Kuffar.

Dalam sejarah Islam, pertempuran ini merupakan upaya Muslimin untuk memberikan pembalasan terhadap kepala suku Ghassaniyah yang mengeksekusi/menahan seorang utusan kaum Muslimin. Menurut sumber-sumber Islam, pertempuran ini berakhir dengan kedua belah pihak berundur dari medan perang. Menurut sumber-sumber Barat modern, pertempuran ini adalah upaya penaklukan yang gagal terhadap bangsa Arab di sebelah timur Sungai Jordan[2].

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengungkapkan ketakjubannya terhadap kekuasaan Allah Azza wa Jalla melalui hasil peperangan yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dengan berkata : “Ini kejadian yang menakjubkan sekali. Dua pasukan bertarung, saling bermusuhan dalam agama. Pihak pertama pasukan yang berjuang dijalan Allah Azza wa Jalla, dengan kekuatan 3000 orang. Dan pihak lainnya, pasukan kafir yang berjumlah 200 ribu pasukan. 100 ribu orang dari Romawi dan 100 ribu orang dari Nashara Arab. Mereka saling bertarung dan menyerang. Meski demikian sengitnya, hanya 12 orang yang terbunuh dari pasukan kaum muslimin. Padahal, jumlah korban tewas dari kaum musyirikin sangat banyak”[3].


Dari kisah di atas marilah kita lihat sepotong ayat al-Qur’an ini, Allah Azza wa Jalla berfirman :


  قال الذين يظنون أنهم ملقوا الله كم من فئة قليلة غلبت فئة كثيرة بإذن الله , والله مع الصبرين

...Orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Baqarah 2:249)

Para ulama sejarah berselisih pendapat dalam bab ini mengenai jumlah syuhada Mu’tah. Namun, yang jelas jumlah mereka tidak banyak. Hanya berkisar pada angka belasan saja, menurut hitungan yang terbanyak. Padahal, peperangan Mu’tah sangat sengit yang pernah ditempuh ummat Islam pada ketika itu. Ini dapat dibuktikan bahwa Khalid bin Walid rahimahullah menghabiskan 9 pucuk pedang dalam perang tersebut. Hanya satu pedang yang tersisa, hasil buatan Yaman.
Khalid rahimahullah berkata, “Telah patah Sembilan pedang ditanganku, tidak tersisa kecuali pedang buatan Yaman”.[4]

Di sisi lain, Imam Ibnu Hisyam rahimahullah dengan berlandaskan keterangan az-Zuhri rahimahullah, menambahkan empat nama dalam deretan Sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam yang gugur di medan perang Mu’tah. Yakni, Abu Kulaib dan Jabir. Dua orang ini saudara sekandung (adik beradik). Ditambah ‘Amr bin ‘Amir putra Sa’d bin Tsa’labah bi Malik bin Afsha. Mereka juga berasal dari kaum anshar. Dengan ini, jumlah syuhada bertambah menjadi 12 jiwa.[5]

Inilah peperangan kaum muslimin yang pertama melawan bangsa adidaya/adikuasa dimasa itu, bangsa Romawi. Berlaku pada tahun 8 H. Sebahagian ahli sejarah mengungkapkan bahwa faktor pemicu laga antara kaum muslimin dan kaum kuffar ini disebabkan oleh pembunuhan atas utusan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang bernama al-Harits bin ‘Umair radhiyallahu ‘anhu oleh Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani, salah satu gubernur dibawah bangsa Romawi di Syam (pada waktu itu yang berkuasa di wilayah Palestin dan sekitarnya). Sebelumnya, tidak pernah seorang utusan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dibunuh dalam misinya.

Kesimpulan 

Allah juga menguji para ummat Islam bagaimana strategi dan sikap untuk melawan musuh yang nyata ini atau sudah terbukti akan memerangi kita sebelum mengikuti agama mereka. Sebagaimana Firman Allah (QS : Al-Baqarah : 120).

و لن ترضى عنك اليهود ولا النصرى حتى تتبع ملتهم , قل إن هدى الله هو الهدى , ولئن اتبعت أهوائهم بعد الذي جاءك من العلم , ما من الله من ولىّ  ولا نصير

Yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Inilah diantara ayat yang selalu dipakai oleh para penda’i kita ketika menyentuh hala tuju musuh Islam dalam merancang untuk meruntuhkan Islam yang mulia ini. Dari arti diatas sangat jelas apa sebenarnya tujuan musuh Islam. 

Beberapa pengajaran yang dapat penulis ambil di sini, pertama; Janganlah menjadi gentar ketika melawan musuh Allah Subhana wata’ala, kedua; yakinlah bahwa Allah Subhana wata’ala akan membantu ummatnya dalam perjuangan karena-Nya, ketiga; seiring dengan perkembangan zaman, maka berbagai pula cobaan dan ujian yang datang, keempat; jadikanlah kisah ini sebagai awal semangat dalam perjuangan Islam, kelima; jadikanlah cita-cita menjadi seorang syahid di jalan Allah Subhana Wataa’la.




[1] Saif-ur-Rahman Mubarakpuri, ar-Raheeq al-Makhtoom, "The Sealed Nectar", Islamic University of Medina, Dar-us-Salam publishers ISBN 1-59144-071-8
[2] Buhl, F "Mu'ta". Encyclopaedia of Islam Online Edition. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912
[3] Lihat al-Bidayah wan Nihayah (4/214).
[4] Hadits riwayat Bukhari 4265-4266.
[5] as-Sirah ash-Shahihah (hal.468) jumlah Sahabat yang gugur 13 orang.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More