Alhamdulillah pada kali ini, penulis mengajak para pembaca untuk melihat suatu fenomena tentang pekerjaan yang melayani seseorang dalam proses pengurusan masalah. Di sini penulis tidak menyentuh perkara secara jelas drastik karena untuk mengelak salah tafsiran salah satu pihak tentang perkara yang ingin diluahkan. Melainkan, hanya untuk meneliti suatu proses yang sudah lama tidak berubah bahkan sampai berpuluh tahun. Perbandingan antara Negara yang pernah penulis jejaki untuk menghabiskan masa diplomanya. Dari dahulu hingga detik ini, perkara ini masih saja menguntungkan sesetengah pihak untuk menjadikan jenayah dalam pengurusan. Maksud yang akan penulis nyatakan ialah tentang pengurusan administrasi (officer service) dalam memproses suatu masalah yang diajukan oleh pemohon. Perbandingan antara Negara diploma penulis dengan Negara degree penulis, adalah untuk membuka mata para pengambil untung di atas kesusahan pemohon.
Dalam peringkat degree penulis sekarang ini, ditakdirkan menyambung pelajarannya di Negara tempat kelahirannya. Walaupun keinginan pertamanya tidak demikian. Perkara yang akan penulis sentuh di sini adalah mengenai pengurusan bagi ahli baru yang melanjutkan studinya di Negara penulis lahir. Ahli baru yang dimaksudkan adalah saudara mara dari Negara Jiran yang merampung studinya di Negara Republik. Dari awal menginjak kaki di bumi Republik ini, mulailah melayani diri dengan masalah yang jauh berbeza dari tempat lahir ahli baru. Bahkan bisa terfikir jauh diluar jangkaan yang terbenak di hati selama ini. Ketidak puasan mulai terasa hari demi hari, perbandingan mulai dibandingkan antara dua komuniti serumpun. Sehingga lahirlah ide dari penulis untuk meluahkan rasa yang tidak sepatutnya dilakukan pada zaman modern ini. Penulis penuh peka dalam menyatakan aspirasinya, sejak merantau ke oversea timbullah perbandingan antara dalam dan luar komuniti serumpun. Penulis tahu kebiasaan dalam birokrasi country dimana penulis dilahirkan adalah adat turun menurun dari moyang hingga cicit sekarang ini.
Di sini, penulis sudah berjanji tidak menyentuh isu yang dibangkitkan secara jelas tanpa memerlukan proses prosa, majas dan sindiran. Melainkan penulis lebih tertarik mengupasnya dengan samar-samar sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat difahami dengan nalar (insting) seorang pelajar yang ingin perubahan bukan kapada si pengkritik semata-mata tanpa anjakan paradigma.
Si Manual adalah suatu proses penyelesaian masalah dalam birokrasi dengan cara tidak memakaikan kemudahan yang sudah tersedia ada (logikal yang penulis maksudkan). Si Sistematik adalah suatu proses perpecahan masalah dalam urusan birokrasi dengan cara mudah dan cepat di atas pemakaian alat bantu yang sudah sedia ada sehingga masalah selesai sesuai harapan (logikal penulis maksudkan).
Sitem sistematik, biasa dipakai oleh Negara diploma penulis. Dan pula Manual masih dipakai oleh Negara degree penulis walaupun teguran berkali-kali divoniskan oleh orang pertama dalam pemerintahan. Kesempatan ini, Si Manual memanfaatkan untuk meraih keuntungan yang besar tanpa menghiraukan kepuasan atau tidak ahli baru (pemohon baru dalam proses sambung belajarnya). Kebetulan ahli baru ini, adalah kawan akrap penulis jadi luahan birokrasi sering kedengaran sehingga terkadang menyanyat hati penulis untuk menceritakan perkara sebenarnya. Maka dengan ada laman alternatif ini dapatlah penulis mengambil kesempatan untuk memberi sedikit pandangan yang termampu. Nasihat penulis selalu mewarnai cabaran ahli baru dalam meniti hari-harinya. Si Manual tidak kapok-kapoknya (tidak pernah insaf) bahkan tertawa di atas penderitaan orang lain. Ini adalah budaya tidak patut lagi diamalkan oleh Negara yang menjunjung tinggi hukum. Analisis menyatakan, bahwa Negara si Manual adalah antara Negara yang mengatas namakan hukum hanya teori semata-mata bukan karena aplikasinya atau perlaksanaannya.
Cabaran penghijrahan minda ini, akan dirasai terus menerus oleh ahli baru seadainya ia masih sahaja menyamakan dimana proses pengurusan sama dengan tempat kelahirannya. Tajdid minda perlu diperbetulkan di atas perubahan tempat menuntut. Jadi jangan sampai terbawa ke arus failed tercelaru dari hakikat tujuan yang sebenar.
Harapan penulis,
Kepada wakil pengirim ahli baru,
- Seharusnya meneliti dengan penelitian yang mendalam sebelum akad dibuat.
- Mengambil berat isu yang dihadapi ahli baru disaat proses pengurusan dan pembelajaran di Negara hirahnya.
- Betindak secara adil kepada Si penerima/Manual sekiranya melanggar janji persefahaman.
- Diharapkan agar memproses semua pengurusan dalam bentuk tertulis, untuk memudahkan ke dua belah pihak.
Kepada wakil penerima ahli baru, (Republik)
- Semestinya berhati-hati dalam membuat janji, seandainya tidak dapat dipenuhi, dianjurkan agar jangan berkata kosong.
- Melakukan segala kewajipan dengan hati yang ikhlas bukan atas unsur material semata-mata.
- Belajar daripada kesalahan.
- Berlapang dada dengan nasehat dan teguran.
- Patuh kepada atasan (ketua).
- Memantau dan memulia tetamu yang sedang menuntut. (ahli baru).
Dari harapan di atas, dapatlah penulis menyimpulkan bahwa perjanjian yang dibuat ini masih lagi diperlukan tanda tanya, adakah ianya dibuat berdasarkan kelalaian, lepas tangan dari suatu masalah, atau dibuat tidak mengikut aturan yang berlaku yaitu tidak tertulis dalam hitam putih, atau hanya sandiwara bisnes semata-mata yang hanya menguntungkan pihak yang tertentu sahaja. Inilah analisis, yang dapat penulis huraikan di atas luahan ahli baru yang teraniaya dalam dekan ini.
Kenyataan inilah, yang dapat memeranjatkan si Sistematik disebabkan tindakan Manual yang ceroboh dalam menyelesaikan permasalahan. Harapan penulis juga, supaya adik-adik ahli baru nantinya tidak merasakan apa yang dirasakan abang ahli baru saat ini. Biarlah ujian ini menjadi pengalaman yang berharga bagi ahli baru, diharapkan hari kemudian lebih baik dari hari ini. Amin…
0 komentar:
Posting Komentar
Berilah nasihat dengan muhibbah...