Permulaan
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang Yang Maha kuasa di atas karunia-Nya berupa umur panjang sehat badan, sehat fikiran sehingga dapat lagi merasakan bagaimana suasana hari besar Islam yang kedua ini. Pada kali ini, saya ditakdirkan dapat merayakannya di tempat pembelajaran saya yaitu di Propinsi Lampung. Inilah suatu nikmat bagi saya yaitu setiap lebaran dapat merasakannya di berbeda-beda tempat. Nikmat ini sangat saya syukuri bermula meniti hidup dalam perantauan ini selepas nikmat Iman dan Islam yang selalu dicucuri Allah Subhana Wa Ta’ala selama ini.
Di sini, saya ingin kongsi suasana hari lebaran di Lampung kepada handai taulan yang ingin mengenali lebih jauh perlbagai budaya yang ada di Indonesia umumnya dan propinsi Lampung khususnya. Tak dapat tidak bagi seorang yang selalu ingin mengongsi cerita pengalaman seperti saya, menggunakan peluang yang ada untuk melatih diri dalam menulis, baik berupa ilmu pengetahuan yang termampu, opini penulis tentang isu semasa, kongsi pengalaman pengembara ataupun apa yang ada terlintas dalam fikiran untuk berbagi kepada pembaca.
Malam Lebaran
Allahhu akbar…Allahu akbar…Allahu akbar........walillah ilhamd.
Begitulah selalunya terdengar di telinga kita sebagai Muslim yang sejati ketika mahu menyambut hari raya. Di saat-saat inilah kerinduan mulai membanjiri hati ini teringat akan keluarga, teman-teman yang jauh di mata. Dengan sahabat seperjuangan dari Malaysialah saling bertoleransi dalam berbagi kisah silam suasana Raya. Mimik wajahnya seakan-akan menampakkan betapa besarnya kerinduan yang dipendam seolah-olah ingin merungkaikan semua. Dalam keadaan terasing jauh dengan kampung halaman, jauh dengan suasana yang dirasai selama ini, mestilah membuat insan perantau akan iba (sedih, terharu beserta rindu) akan masa lalu.
Gemuruh aura takbir terdengar di semua sudut asrama Ma’had al-Jami’ah ini, terdiam, iba, sambil-sambil mengikut rentak ayunan irama yang dikumandangkan oleh Sang Bilal. Terkadang tak tahu yang mana harus dijadikan ikutan, kerana terlalu banyak mengumandangkannya untuk menambah lagi kemeriahan. Beginilah suasana malam lebaran bagi insan di asrama ini, sampailah mata terlelap….zzzzz..!!!
Pagi lebaran
Minal Aizin wal-Faiizin,
Takbir lagi terdengar di ufuk subuh sehingga fajar menyinsing sinarnya, menandakan waktu solat Eid hampir tiba. Kamipun (penghuni asrama Mahasiswa dari Malaysia dan Thailand) dijemput untuk melaksanakan Solat Sunat Hari Raya Aidil Adha di sekitar kampus yaitu komplek rumah Griya, di mana tempat tinggal kebanyakan dosen-dosen/pensyarah IAIN Raden Intan. Bermula dari rumah Pak Nas (panggilan mesra kepada penyelia asrama kami, Drs. Nasruddin, M.Ag) sampailah ke menasah di mana kami akan menunaikan solat sambil berjalan kaki. Alhamdulillah sekali lagi puji syukur kepada Rabb, dapat menunaikan solat Eid disertai dengan khutbah bertajuk “Nikmat Iman dan Nikmat Islam”
Selepas solat, langsung saja kami dipersilahkan untuk mengikut rombongan silaturrahmi ke rumah-rumah para pemuka di desa tersebut. Menurut penerangan dari pak Nas, kebiasaan silaturrahmi sebegini selalu diadakan setiap hari-hari besar Islam. Sungguh mempesona suasana dapat memeriahkan hari raya dengan keadaan sebegini rupa. Ini agak sama dengan adat di Malaysia, ketika sesudah solat Eid budaya kunjung-mengunjung ke rumah jiran amatlah dibudayakan. Sungguh indah adat Islam ini yang mengutamakan silaturrahmi antara tetangga. Berlanjutlah ziarah ini sampai ke rumah ibu Ida (dosen mata kuliah Sosiologi Fakultas Usuluddin). Beginilah suasana hari pertama lebaran yang lumayan meriah dibandingkan Hari Raya Aidil Fitri sebelumnya yang begitu meriahnya, tidak mungkin saya utarakan satu persatu dalam ruang alternatif ini.
Hari kedua,
Pada hari inilah, kami mahasiswa Malaysia, Thailand dan beberapa mahasiswa Indonesia yang tidak pulkam (Pulang Kampung) berpiknik ke Pantai Teluk Betong. Sebenarnya kesempatan sebeginilah yang ditunggu bagi kami pelajar rantauan ini. Sudah lama dirancang untuk meziarahi tempat-tempat yang dibanggakan oleh orang Lampung ini. Namun pada kesempatan ini, satu sahaja tujuan yang hendak dituju.
Walaupun planningnya mendadak (terburu-buru), tidak dirancang secara sistematik. Perasaan gembira tiba-tiba muncul juga dalam benak hati saya dan teman-teman setelah diketahui akan hadirnya Rektor & Bakal Rektor IAIN beserta karyawan-karyawan lainnya. Pada awalnya tidak terfikir suasana piknik ini akan jadi meriah begini.
Mulailah perjalanan, dengan dinaiki 4 mobil (1 mobil untuk para rektor/ orang atas IAIN, 3 lagi para mahasiswa). Kegembiraan dengan dihiasi kesyukuran tidaklah dapat diluahkan dengan kata-kata serba sedikit prosa dan sastra yang saya miliki ini. Namun penggunaannya menjadi harapan saya untuk dapat dimengerti oleh pembaca dalam kongsi berita & suasana saat musim Raya kali ini.
inilah sedikit coretan tinta yang bisa diajak menari di atas skrin dalam rangka kongsi suasana hari raya Aidil Adha 1431H pada kali ini.
Wallahu a'lam....
3 komentar:
salam...best jgak kan adat Lampung ni.
same je dgn Malaysia,
thanks admin 4 sharing..
lagi 1 yg best kt cini 24jam takbir raya x behenti..
meriah...
waslam ya ukhti yusraa...asas perpaduan adalah persamaan, walaupun berbeda2 kita mesti bersatu jgak...
pasal takbir raya, mmang xpernah berhenti sampai subuh esok...heee
Posting Komentar
Berilah nasihat dengan muhibbah...